SEPERCIK KABUT AIR UNTUK SANG FANS
Pagi ini aku datang lumayan telatlah soalnya aku nonton film kemarin malam. Jadi telat bagunlah, ih sialnya deh gara-gara telat, aku jadi di suruh untuk bersihin ruangan. Tapi ngak papalah kan udah di kerjain mau ngak mau harus ikhlas. Hari ini aku pergi perpus ciee tumben nhi. Ku bertemu dengan salah satu kutu buku sekolah nama nya Ria,
“Hy Nova”, sapanya kepadaku.
“Hai juga, gimana hari ini seru ngak.?.?.?” jawabku.
“menyebalkan hari ini aku tidak bertemu dengan dia.!.!.!” jawabku singkat
“Och”. Dalam hatiku apalagi sih masalah cewek yang bikin stes, jenuh, + lain-lain kecuali cowok. Serah merekalah asalkan jangan Dia yang mereka bahas kalau sampai Dia aku pasti akan sangat cemburu.
“Hy Nova”, sapanya kepadaku.“Hai juga, gimana hari ini seru ngak.?.?.?” jawabku.
“menyebalkan hari ini aku tidak bertemu dengan dia.!.!.!” jawabku singkat
“Och”. Dalam hatiku apalagi sih masalah cewek yang bikin stes, jenuh, + lain-lain kecuali cowok. Serah merekalah asalkan jangan Dia yang mereka bahas kalau sampai Dia aku pasti akan sangat cemburu.
Selesai istirahat aku kembali ke kelas disana aku bertemu dengan teman-teman ku yang sedang melakukan kegiatan masing-masing.
“Hai Nova dari mana aja.?.?.? dari tadi aku mencarimu tapi ngak ketemu-temu”.
Habis dari perpus, mank nava.?.?.?”.
“Ich sok rajin banget, ngak nyariin aja soalnya besok ada pertemuan, kamu bisa datangkan.?.?.? Please jagan bilang tidak.!.!.!”.
“aku usahain dhe, soalnya aku ada urusan”. “yha lha soksib ( sok sibuk )”.
Waktu aku kekantin aku ketemu ama dia, bahagianya dhe. Dia itu kayak cuek baget. Tapi mungkin seperti pepatah Sok Cuek Tapi Butuh aku harap kayak itu, tapi jujur aja matanya itu kayak lihat aku, matanya yang sayu membuat orang yang menatapnya itu kayak hanyut dalam keheningan senja begitu tajam, ich pipiku saja sampai kayak saus gara-gara natap dia. Aku berharap bukan hanya aku yang ke-GR, dan juga dia sering sekali jalan di depanku tanda apa sih ini.
Sebelum pulang ke rumah, aku biasanya nunggu orang pulang dulu jadi keheningan sekolah sering sekali aku dapat. Tapi untung aku ngak sendiri melainkan aku sama teman ku Iin, itu sih udah jadi kebiasaan kami orang terakhir pulang dari sekolah, jangan salah paham kami ngak nunggu cowok kok melainkan takut kalau kami pulang nanti kami bertabrakan digerbang, kan jadi ribet nantinya.
OMG!!!, dia juga lagi duduk di kursi panjang yang kutempati duduk, gara-gara keasyikkan ngobrol jadi ngak aku perhatikan. ( jantungku lansung berdebar kencang seperti irama musik ) serentak aku terdiam dan lansung menunduk.
“kamu kenapa.?.?.?” tanya Iin padaku.
Kucuma jawab “ngak papa kok”. Tiba-tiba aku mendengar suara yang begitu merdu memotong pembicaraan kami.
“kenapa belum pulang.?.?.?”.
dengan menarik napas dalam-dalam aku menjawab “nunggu orang pulang dulu.!.!.!”. jantung ini rasanya mau keluar melompat-lompat saking senengnya disapa oleh Ka’ Alan. Karna semua orang sudah pulang aku pun pamitan kepada Ka’ Alan
“ Ka’ aku duluan yha”, “hadija yha.!.!.!”.
“apa thu.?.?.?” tanyaku sambil mengerutkan keningku.
“hati-hati di jalan”. “iyha” jawabku singkat.
Sampai rumah aku lansung kegirangan saking senangnya, aku pun lansung ambil hpku, dan langsung menghubungi sahabatku terdengar nada menunggu sampai akhirnya ada suara.
“Hallo Assalamu alikum ada apa.?.?.?” .
“waalaikum mussalam, ich cuek baget sih jadi cewek.!.!.!”.
“habisnya aku sedang tidur kamu ganguin aja dhe”,
“yha sorry mana aku tau kalau kamu sedang tidur, ya udah deh tidur lagi sana”.
“kalau aku sudah bangun aku akan sulit tidur lagi, ayo cepat apa yang kamu ingin ceritain”.
“ ko’ kamu tau aku mau cerita”.
“mang apa lagi kalau bukan cerita.?.?.?”
“iyha juga sih”. Akupun mulai cerita kejadian yang terjadi saat pulang sekolah tadi.
Ke-esokan harinya aku datang lumayan pagi soalnya hari ini tugas piketku. Setelah membersihkan ruangan kelas, aku duduk-duduk di koridor kelas sambil nunggu teman yang lain datang. Beberapa temanku sudah datang kami mengobrol-ngobrol sambil sesekali bercanda, sampai mereka membahas Ka’ Alan. Disitu aku mendengar semua tentang Ka’ Alan dan dari cerita mereka aku bisa menyimpulkan bahwa Ka’ Alan menyukai temanku sendiri. Aku Cuma bisa diam, rasanya hati ini ingin menangis, sakit baget rasanya perasaanku seperti di ombang-ambingkan air laut dan dihantamkan ke karang, berkeping-keping dan berubah menjadi desiran debu pantai. Karna tak sanggup lagi mendengar pembicaraan mereka, aku mulai berdiri dengan sisa tenaga yang aku miliki berjalan menyusuri koridor kelas, dengan harapan aku bisa sejenak melupakan semua yang berhubungan dengan dia, sambil berjalan cahaya mentari yang membawa embun pagi menyentuh pipiku tak ku sangka sepercik butiran kabut menghinggapi mataku yang berkaca-kaca, tanpa harus mempedulikan kemana langkah kakiku tertuju, aku terus berjalan hingga sampai kesuatu tempat pertama kali aku melihatnya. Rasa sakit ini semakin dalam.
Dan disana lah aku putuskan untuk melupakannya, kuberkata didalam hatiku “di sini aku pertama kali melihatmu dan kau lansung mencuri hati dan pikiranku dan disini pula aku akan melupakan kenagan manis dan pahit yang pernah engkau torehkan dalam setiap hariku, terima kasih kau telah memberikan kenagan indah dilangit hatiku dan izinkan aku membingkainya disalah satu sudut terindah dalam hidupku”. Inilah aku yang tak pernah bisa mengunkapkan rasa kagum ku kepada fansku, aku sadar aku hanya seorang pengagum rahasia yang tak pantas dan takut untuk berharap dekat dengan bintangnya.
The End
16 : 56, 07/10/12 (n.n)
Comments
Post a Comment